Selamat datang disitus online senat mahasiswa Fakultas Ushuluddin ISID Demangan Siman Ponorogo

Selasa, 05 Juni 2012

IKHLAS DALAM MENGHADAPI MUSIBAH

IKHLAS DALAM MENGHADAPI MUSIBAH
Oleh : m.kharis majid / P.A /4 

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barokatuhu.

            Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, saya ingin menyampaikan pidato saya yang berjudul ‘ikhlas dalam menghadapi musibah’’.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan hidup, masalah-masalah tersebut sebenarnya adalah ujian  dari Allah SWT untuk kita semua, tinggal bagaimana kita menghadapinya, dengan masalah-masalah tersebut manusia bisa beruntung, lulus dalam ujian dan ada pula yang terhina dengan permasalahan  tersebut karena kurang bisa menghadapi  masalahannya. Hendaknya dengan hal-hal tersebut kita bisa menghadapinya dengan ikhlas dan sabar dalam menghadapi berbagai macam ujian dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Bayyinah Ayat : 5 :

وَ مَآ اُمِرُوْآ اِلَّا لِيَعْبُدُوْا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ , حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَوةَ وَ يُؤْتُوْا الزَّكَوةَ وَذلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ.
Artinya : Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena ( menjalankan ) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat ; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).

Ada hikmah yang diambil dari sebuah kisah, pada suatu hari hiduplah sepasang suami istri yang hidup dalam ekonomi yang kurang membaik, pada suatu saat istrinya sakit keras, tetapi apa daya tangan tak sampai untuk biasa memberi pengobatan yang baik, suatu saat sang istri menginginkan sabuah apel dalam proses penyembuhannya, istilahnya Nyidam Apel’’ dalam bahasa jawanya. Akhirnya hanya dengan uang pas-pasan untuk membeli sebuah apel tersebut, berangkatlah bapak ini kepasar untuk mendapatka sebuah apel, dibelinya apel tersebut, akan tetapi dalam perjalanan pulangnya setelah dari pasar dia mendapati seorang pengemis tua yang meminta-minta dengan mengatakan bahwasanya dia belum makan selama dua hari, dengan rasa iba dan ikhlas kepada pengemis itu orang tersebut perpikiran untuk memberikan apel tersebut, akan tetapi setan selalu menggoda manusia dalam perbuatan baik, setan  membisikkan kebenaknya, ‘’bahwasanya istrinya juga sangat membutuhkannya dan dalam keadaannya yang tidak baik.’’ Akan tetapi orang tersebut dalam hati kecilnya ingin bersodaqah kepada pengemis tersebut, dengan kecerdasannya orang tersebut membelah apel tersebut menjadi dua, untuk diberikan kepada pengemis tersebut dan satu lagi untuk istrinya, dengan bermodalkan keikhlasan dan bertawakal kepada Allah SWT.
            Akhirnya pulanglah lelaki tersebut dengan perasaan takut akan mengecewakan istrinya, sesampainya di rumah dijelaskan apa yang terjadi kepada istrinya apa adanya, akan tetapi pasangan suami istri tersebut memiliki semboyan dalam hidupnya untuk Sabar dan Ikhlas, akhirnya sang istri pun menerima apa adanya dengan lapang dada.
            Keesokan harinya datanglah seorang yang tidak dikenal dengan membawakan sekarung apel untuk mereka. Dan kemudian dengan kekuasaan Allah sang istri tersebut diberikan kesembuhan total setelah peristiwa itu, dan sang suami diberikan rizki yang terus berkembang sehingga mereka hidup serba kecukupan.

            Dari cerita diatas kita dapat mengambil hikmah yang sebesar-besarnya , dimana dalam kehidupan kita di dunia ini adalah sebuah ujian yang hasil akhirnya adalah nanti di akherat, bagaimana kita harus menghadapi segala ujian tersebut dengan sabar dan ikhlas dengan menyadarkan diri bahwasanya kita hidup di dunia ini, dan apa yang kita kerjakan di dunia ini adalah hanya untuk Allah semata.
Seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Adz-ariyat ayat : 56. :
وَ مَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَ الْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ .
Artinya : Aku (Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
            Jadi kita harus sadar bahwasanya kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, maka ketika menghadapi berbagai macam masalah janganlah sekali-kali beranggapan begitu rumitnya dalam kehidupan, sebenarnya tidak begitu rumit dalam menjalani kehidupan, hanya manusia itu sendiri yang membikin kehidupan menjadi rumit sehingga tidak sadar bahwasanya segala pekerjaan itu hanya untuk Allah. Banyak fenomena yang terjadi pada orang-orang yang terlena akan memikirkan suatu pekerjaan dengan berat, susah, dan rumit sehingga dalam era kita ini, tidak jarang orang yang meninggal karena penyakit yang timbul dari pikiran yang menumpuk, bahkan ada juga yang sampai bunuh diri karena tidak kuat menaggung beban masalah didunia ini, karena hanya memikirkan kehidupan duniawi saja tanpa memikirkan arti atau makna hidup di dunia ini. Naudzubillahi min dzalik. Maka wajiblah bagi kita untuk bersyukur atas limpahan taufik serta hidayah dari Allah SWT sehingga kita diberi kesadaran akan arti dan makna dari kehidupan. Alhamdulillahi rabbil alamin.

            Begitulah apa sebenarnya yang ada bahwa kita sebagai manusia hidup dimuka bumi ini hanya untuk Allah , Lillahi Ta’ala, tidak berorientasikan kepada yang lain seperti untuk kenaikan pangkat, mendapatkan pujian, di segani dan lain sebagainya dalam nafsu duniawi, Naudzubillahi min dzalik.
            Dalam hal ini, nilai yang paling penting yang dapat kita ambil adalah kita harus sadar bahwasanya untuk apa kita hidup di dunia ini, untuk Akhirat kah apa hanya untuk sekedar mendapatkan kenikmatan duniawi. Dengan kita sadar bahwasanya untuk apa kita hidup di dunia ini maka kita akan bisa hidup  dengan segala rasa keikhlasan , kesabaran dan ketakwaan kepada Allah SWT. Amin, ya robbal ‘alamin.
Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan yang sangat berbahagia ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, dan bahwasanya kebaikan yang datang hanyalah dari Allah SWT, sedangkan beberapa kesalahan yang ada, datangnya dari diri saya sendiri.
Usikum wa iyaya nafsi bitaqwaallah, wallahu muwaffiq ila aqwaamit thoriq, wa akhiron aquulu lakum.
            Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barokatuhu.



Nama              : M. Kharis Majid
Nim                 : 31.2.1.8666
Fak/Jur/Smstr : Ushuluddin/ Perbandingan Agama/4

0 komentar:

Posting Komentar