Selamat datang disitus online senat mahasiswa Fakultas Ushuluddin ISID Demangan Siman Ponorogo

Minggu, 03 Juni 2012

MANUSIA MAKHLUQ SOSIAL

                                                        MANUSIA MAKHLUQ SOSIAL

Oleh : Saparudin Supianto / AF 4

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, yang masih memberikan nikmat dan hidayahnya kapada kita semua. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi pembawa risalah, penyampai amanah, memimpin manusia menjadi khoiru ummah.
            Manusia adalah makhluq sosial, yang mana mampu hidup secara individual. Manusia saling membutuhkan satu dengan sama lain. Seseorang tidak bisa mengerjakan sendiri suatu pekerjaan  jika tanpa bantuan orang lain.
            Seorang yang pegawai misalnya, secara tidak langsung ia membutuhkan nasi untuk makan sehari-hari. Dan nasi tersebut tidak akan ia dapatkan jika tanpa adanya peran serta petani. Dari para petani yang menanam padi maka dihasilkanlah beras yang akan ditanak menjadi nasi. Begitu juga sebaliknya, petani tidaklah cukup dengan memakan nasi setiap hari, karena masih banyak kebutuhan primer yang harus dicukupi. Oleh karennya ia membutuhkan seorang pembeli agar membeli hasil panennya.
            Begitu juga jika ada seseorang yang sedang ditimpa musibah kebakaran, maka mustahil ia bisa menadamkan api yang berkobar itu sendirian dan tanpa ada campur tangan dari orang lain. Secara otomatis orang tersebut akan berteriak meminta tolong atau menelpon mobil pemadam kebakaran. Hal ini sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluq yang lemah dan jauh dari kesempurnaan.
            Oleh karena itu islam mengajarkan kepada kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, dan tidak boleh tolong menolong dalam kejahatan dan kejelekan. Sebagaimana Firman Allah di dalam surah Al-Maidah ayat 2 :






 
2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya[391], dan binatang-binatang qalaa-id[392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya[393] dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
Begitu pula halnya kita sebagai seorang yang muslim, sebagaimana Firman Allah diatas, maka selayaknyalah kita saling tolong menolong dalam kebaikan. Agar saling mengingatkan antara saudara kita sesama muslim. misalnya, mengajak teman kita untuk ikut pergi ke pengajian, atau mengajak pergi kemasjid untuk sholat berjama’ah, dan masih banyak bentuk kebaikan yang berpahala disisi Allah SWT.
            Sebaliknya jika kita disuruh tolong menolong dalam kebaiakan maka Allah melarang kita tolong menolong dalam kejelekan dan kemungkaran. Seperti, menjadi saksi palsu, membicarakan keburukan orang lain, mencuri, merampok, dan lain sebagainya yang dilarang oleh ajaran agama.
            Dapat kita bayangkan, jika kita hidup didunia saja membutuhkan bantuan orang lain, bagaimanakah kelak hidup kita diakhirat. Yang mana tidak ada lagi seseorang yang bisa kita mintai pertolongan, karena semua orang sudah sibuk memikirkan dirinya sendiri. Kalau sudah begitu maka tidak ada jalan lain kecuali kita meminta pertolongan Allah Tuhan yang akan menberikan ampunan.
Wallahu a’lam .......

0 komentar:

Posting Komentar