MANUSIA MAKHLUQ SOSIAL
Oleh : Saparudin Supianto / AF 4
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, yang masih memberikan nikmat dan hidayahnya kapada kita semua. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi pembawa risalah, penyampai amanah, memimpin manusia menjadi khoiru ummah.
Manusia
adalah makhluq sosial, yang mana mampu hidup secara individual. Manusia saling
membutuhkan satu dengan sama lain. Seseorang tidak bisa mengerjakan sendiri suatu
pekerjaan jika tanpa bantuan orang lain.
Seorang
yang pegawai misalnya, secara tidak langsung ia membutuhkan nasi untuk makan
sehari-hari. Dan nasi tersebut tidak akan ia dapatkan jika tanpa adanya peran
serta petani. Dari para petani yang menanam padi maka dihasilkanlah beras yang
akan ditanak menjadi nasi. Begitu juga sebaliknya, petani tidaklah cukup dengan
memakan nasi setiap hari, karena masih banyak kebutuhan primer yang harus
dicukupi. Oleh karennya ia membutuhkan seorang pembeli agar membeli hasil
panennya.
Begitu
juga jika ada seseorang yang sedang ditimpa musibah kebakaran, maka mustahil ia
bisa menadamkan api yang berkobar itu sendirian dan tanpa ada campur tangan
dari orang lain. Secara otomatis orang tersebut akan berteriak meminta tolong
atau menelpon mobil pemadam kebakaran. Hal ini sebagai bukti bahwa manusia
adalah makhluq yang lemah dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh
karena itu islam mengajarkan kepada kita untuk saling tolong menolong dalam
kebaikan, dan tidak boleh tolong menolong dalam kejahatan dan kejelekan. Sebagaimana
Firman Allah di dalam surah Al-Maidah ayat 2 :
2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
melanggar syi'ar-syi'ar Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan
haram[390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya[391], dan
binatang-binatang qalaa-id[392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari
Tuhannya[393] dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah
berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena
mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya
(kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
Begitu pula halnya kita sebagai seorang yang
muslim, sebagaimana Firman Allah diatas, maka selayaknyalah kita saling tolong
menolong dalam kebaikan. Agar saling mengingatkan antara saudara kita sesama muslim.
misalnya, mengajak teman kita untuk ikut pergi ke pengajian, atau mengajak
pergi kemasjid untuk sholat berjama’ah, dan masih banyak bentuk kebaikan yang
berpahala disisi Allah SWT.
Sebaliknya
jika kita disuruh tolong menolong dalam kebaiakan maka Allah melarang kita
tolong menolong dalam kejelekan dan kemungkaran. Seperti, menjadi saksi palsu,
membicarakan keburukan orang lain, mencuri, merampok, dan lain sebagainya yang
dilarang oleh ajaran agama.
Dapat
kita bayangkan, jika kita hidup didunia saja membutuhkan bantuan orang lain,
bagaimanakah kelak hidup kita diakhirat. Yang mana tidak ada lagi seseorang
yang bisa kita mintai pertolongan, karena semua orang sudah sibuk memikirkan
dirinya sendiri. Kalau sudah begitu maka tidak ada jalan lain kecuali kita
meminta pertolongan Allah Tuhan yang akan menberikan ampunan.
Wallahu a’lam .......
0 komentar:
Posting Komentar