Selamat datang disitus online senat mahasiswa Fakultas Ushuluddin ISID Demangan Siman Ponorogo

Senin, 02 Juli 2012

7 WASIAT RASULULLAH

                                        7 WASIAT RASULULLAH
                                        oleh Fuad Noor Zeha / af 4

·         Wasiat pertama adalah mencintai orang miskin:
Islam mengajarkan agar menjadi muslim yang selalu merendahkan diri dihadapan saudara muslim yang lain, terutama yang dilakukan pada orang kaya terhadap orang miskin, jika si miskin akan meminta pertolongan ataulah bantuan hendaknya selalu membantunya, bagaimana yang di contohkan oleh nabi dan para sahabat-sahabatnya kepada kita semua, salah satu contoh dari sahabat beliau yang sangatlah dermawan yaitu ustman bin affan yang selalu membantu fakir miskin, beliau sangatlah banyak harta tetapi beliau sangat peduli dengan fakir miskin sampai-sampai memisahkan harta pribadi dengan harta umat dengan adanya baitul mal.
 Cintailah dah sayangilah orang miskin karena hidup mereka tidak hanya cukup jika di perhatikan dan di abaikan, mereka yang menyayangi  fuqoro’ serta selalu mendirikan sholat, dan taat kepada Allah maka mereka akan dibela oleh Allah di dunia maupun di akhirat.
Seperti yang di sabdakan rasulullah:
“barang siapa yang menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan pada hari kiamat, dan barang siapa yang memudahkan seseorang yang dililit hutang maka Allah akan memudahkanya di dunia dan diakhirat”
(Riwayat muslim)
Jadi dengan kelebihan dan kekuranganpun yang kita punya marilah kita biasakan untuk salang menolong kepada orang yang membutuhkan terutama kepada fuqoro’
·         Wasiat kedua adalah melihat orang yang lebih rendah kedudukanya dalam hal meteri dunia:
Rasulullah berkata bahwa seorang muslim haruslah melihat orang–orang yang berada di bawah kita dalam segi hal materi kedunian dan mata pencaharian, tujuan semua tersebut adalah kita biar lebih bersyukur pada apa yang di berikan Allah pada kita walaupun itu kadang berbeda yang diberikan pada setiap masing-masing manusia, tetap qona’ah dan tidak serakah, iri pada kenikmatan orang lain, kerena apa??? yang diberikan Allah pada setiap makhluknya berbeda, menurut kadar dan takaran masing- masing. Sebagai contoh ada suatu toko yang sangat besar dan menjual barang-barang yang mahal, dengan toko kecil yang berada di pinggir jalan yang hanya menjual makanan-makanan kecil, maka dalam segi penjualan dan perdagangan mereka sekilas sama tapi apa yang di berikan Allah berbeda dalam penghasilan harianya,bulananya bahkan tahunan, yang toko besar akan lebih maju dan berkembang jika bisa mensyukurinya, dan toko kecil akan terasa besar jika mereka mensyukuri, toko besar akan merasa kecil jika tidak ada rasa syukur. Karena apa yang sudah diberikan oleh Allah sudah menurut apa kadar dan kemampuan.
Jadi setiap muslim harus menyukuri apa yang sudah di berikan pada individual masing –masing karena Allah telah memberikan takaran yang adil pada setiap makhluknya.
Sebaliknya dalam masalah agama, ibadah, dan ketakwaan, seharusnya kita melihat orang- orang yang diatas kita yaitu nabi, para sahabat, para ulama, dan salafus sholih
·         Wasiat ketiga adalah menyambung silaturahmi pada para kerabat:
Silaturahmi adalah satu ungkapan mengenai berbuat baik dangan karib kerabat karena hubungan nasab (keturunan) atau lewat perkawinan, pada orang tua, kakek, nenek, kakak, adik, paman dan yang masih memiliki hubungan kerabat baik yang kuat ataupun lemah maka di anjurkan untuk saling tolong menolong, dalam kesusahan maupun dalam kebaikan. Berbuat baik lemah lembut kepada mereka.
 Dalam Silaturahim Allah memberikan beberapa manfaat, misalnya menjalankan perintah Allah dan rasulnya, dengan demikian akan membantu dalam membantu untuk mengetahui keadaan masing - masing. Silaturahmi akan memberikan kelapangan bagi yang menjalankannya riski dan umur yang panjang. Dan sebaliknya jika yang mengabaikan akan pentingnya silaturahim Allah akan mempersempit riskinya dan tidak memberkahi jalan umurnya.
Rasulullah bersabda:
“barang siapa yang beriman pada Allah dan pada hari akhir, hendaknya mereka menjalin silaturahim” riwayat bukhori
·         Wasiat keempat: memperbanyak membaca lahaula walaa quwaata ilaabillah
 Rasulullah memerintahkan memperbanyak mengucapkan kalimat laahaullaawalaa quata ilaabilah agar kita senantiasa dijauhkan dari segala perasaan ketidak mampuan, ketakutan, keputus asaan dalam menghadapai segala permasalahan, dengan kita serahkan semua urusan kita kepada Allah, maka semua urusan akan lebih mudah dikerjakan. Makna kalimat ini adalah tawakal kepadanya, hanya kepada Allahlah kita menyembah dan kepada Allahlah kita meminta pertolongan dan perlindungan, pada hakikatnya seorang hamba tidaklah memiliki daya dan upaya apapun kecuali pertolongan Allah,  seorang murid tidaklah mampu mendapatkan ilmu secara sendiri tanpa bantuan seorang guru, dan gurupun mendapatkan ilmu dengan ridho Allah sehingga guru tersebut memperoleh ilmu yang bisa diajarkan oleh muridnya.
Semua kegiatan seorang muslim semata-mata hanyalah pertolongan Allah, daya dan upaya tidaklah dimiliki apabila Allah tidak mengendakinya
·         Wasiat kelima: berani mengatakan kebenaran walaupun itu pahit
Kebanyakan dari kita memang selalu mengorbankan kejujuran dengan kebohongan untuk mendapatkan simpati oleh orang ataupun, perhatian. Pahitnya kebenaran tidak boleh mencegah kita tidak mengucapkanya, jeleknya ataupun hinanya sesuatu yang dianggap benar janganlah dapat menutupi kita dalam berkata, baik untuk diri sendiri atau untuk kepentingan orang lain, apabila sesuatu itu sedah jelas mana yang haram dan mana yang halal, maka katakan seadanya walaupun itu sangatlah tidak mengenakkan, dan sesuatu yang syirik, haram, batil, mungkar, maka kita janganlah sampai takut untuk mengatakakannya.
Sesungguhnya jidad yang paling utama adalah jihad untuk mengatakan yang haq, mengatakan kalimat kebenaran, kepada pemimpin yang dholim misalnya,  bukan dengan cara mengumbar aib ataupun mengolok-olok, tidak dengan aksi orasi, demontrasi dan provokasi.
“barang siapa yang ingin menasehati penguasa janganlah ia tampakkan dengan terang-terangan, hendaklah memegang tanganya dan menyendiri denganya, kalau penguasa itu mendengar nasehat itu, maka itu yang terbaik, dan apabila penguasa itu enggan maka ia sungguh telah melaksanakan kewajiban amanah yang telah dibebankan kepadanya.” Riwayat ahmad
·         Wasiat keenam: tidak takut terhadap celaan dalam berdakwah
Betapa beratnya dakwah yang dialami rasulullah dan para sahabat-sahabatnya, mereka harus menderita dengan celaan, ejekan hinaan, fitnah boikot, juga pengejaran lemparan kotoran, dimusuhi dan di terror, di bunuh.
Manusia yang sakit hatinya terkadang tidak mau mendengarkan penjelasan dari da’wah, maka para pendakwah harus sabar dalam penyampaian dakwahnya dengan ilmu dan hikmah, jika da’I mendapatkan cercaan ataupun hina’an maka tidaklah seharusnya da’I tersebut mundur, maka penyeru kebenaran, penyeru tauhid tidaklah menyerah hanya dengan cercaan yang sifatnya sementara.
“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah – risalah Allah, mereka takut kepadanya dan tidak merasa takut kepada siapapun selain Allah, cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”
 Al-Ahzab(33):39
·         Wasiat ketujuh: tidak suka meminta –minta sesuatu kepada orang lain
Orang yang dicintai Allah, rasul dan manusia adalah mereka yang tidak meminta-minta. Seorang muslim seharusnya berusaha makan dari hasil jerih payah tangan sendiri, seorang muslim harus memenuhi hajat hidupnya sendiri dan tidak boleh selalu mengharapkan belas kasih orang lain.
“sungguh seseorang dari kalian mengambil tali lalu menbawa seikat kayu bakar pada di punggungnya kemudian ia menjualnya sehingga dengan itu Allah menjaga kehormatanya. Itu lebih baik baginya dari pada meminta-minta kepada manusia. Mereka bisa memberi atau tidak member ”
 riwayat bukhori

Dalam apa yang sudah diwasiatkan oleh rasul kepada kita senantiasa kita menjaga wasiat tersebut karena dengan wasiat yang di berikan rasul kepada kita tadi akan menuntun kita kepada jalan yang lebih baik dan hidup yang lebih baik, memang tidak lah mudah contohnya wasiat yang menyuruh kita berkata apa adanya walaupun itu pahit, sedangkan dia ingin mendapatkan sesuatu yang dia kehendaki, tapi alangkah baiknya katakana sesuatu yang begitu pahit tapi itu benar lebih baik dari pada kita tidak mengatakan yang sebenarnya.

0 komentar:

Posting Komentar