Oleh :Nuruzzaman
AQIDAH FILSAFAT 4
Jikalau ingat pelajaran dipondok dulu , mungkin tidak banyak orang yang
begitu tertarik untuk mengulangnya kembali cerita tersebut, tapi ketika hal ini
dibawa kepada anak-anak kecil, ini adalah sesuatu yang menarik dan berharga.
Tentang suatu cerita yang sederhana yang bermakna.
Dimulai dari keledai
milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Sementara si petani, sang
pemiliknya, memikirkan apa yang harus dilakukannya.Akhirnya, ia memutuskan
bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong
si keledai. Ia mengajak tetangganya untuk membantu-nya. Mereka membawa sekop
dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Ketika si keledai menyadari
apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia menjadi diam.
Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke
dalam sumur dan tercengang melihatnya.Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh
bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang
menakjubkan.Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa
punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Si petani terus menuangkan
tanah kotor ke atas punggung hewan itu, namun si keledai juga terus
menguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Si keledai akhirnya bisa
meloncat dari sumur dan kemudian melarikan diri.
Begitulah cerita ringkas tersebut, jika kita cermati, Kehidupan ini memang
terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita, segala macam tanah dan
kotoran. Cara untuk keluar dari "sumur" (kesedihan dan masalah)
adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran
dan hati kita) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan
hal-hal tersebut sebagai pijakan.
Setiap masalah-masalah kita
merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari
"sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah. Guncangkanlah hal-hal
negatif yang menimpa dan melangkahlah naik...
...
^^
...
^^
0 komentar:
Posting Komentar